Kaum Ibu Di Prabumulih Diberi Training Olah Herbal

Kaum Ibu di Prabumulih Diberi Pelatihan Olah HerbalFoto: Dok. Pertamina

Jakarta -Sebanyak 50 orang ibu-ibu mendapat pembinaan pengolahan herbal di Balai Desa Karya Mulya, Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Kota Prabumulih. Pelatihan diberikan oleh PT Pertamina EP Asset 2 Limau Field sebagai kepingan dari jadwal CSR.

Bersama LSM CARIOS, jadwal CSR yang dilaksanakan pada Selasa (23/7/2019) tersebut ialah Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PPSRLB). Terdapat empat aspek utama dalam acara ini, di antaranya pendidikan, penelitian, pembinaan dan pendampingan pertanian.

"Untuk pengolahan herbal ini, merupakan salah satu acara pembinaan yang kita ajarkan kepada masyarakat. Bila sebelumnya masyarakat sudah diajak menciptakan demplot rumah tanaman obat keluarga (Toga) di pekarangan masing-masing, selanjutnya kita ajarkan menciptakan ramuan obat herbal dari tanaman toga tersebut" terang Limau LR Assistant Manager Fredrick Roma Parulian dalam keterangan tertulis Kamis (1/8/2019).


Pelatihan pengolahan obat herbal ini merupakan salah satu solusi permasalahan yang terdapat di Desa Karya Mulya. Dalam focus group discussion (FGD) yang digelar sebelumnya bersama masyarakat dengan didampingi LSM CARIOS dan CSR Limau Field, tersampaikan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat ialah kesehatan.

Hal ini disebabkan lantaran lokasi desa yang berada cukup jauh dari sentra kota sehingga jalan masuk untuk berobat masyarakat cukup terhambat. Bersama Pertamina, masyarakat diajak untuk mengoptimalkan tanaman toga yang sudah ditanam untuk diolah menjadi obat herbal keluarga.

Dalam pembinaan yang mengundang dokter mahir herbal dr. Riantika Maharani, masyarakat dijelaskan mengenai manfaat tanaman herbal dan cara pengolahan serta takaran pengobatan.

Suasana pembinaan terlihat diikuti sangat antusias oleh kaum ibu dan sebagian bapak-bapak yang sangat kompak dan tidak canggung dikala menyanyikan lagu mars toga yang diajarkan narasumber.

Trik penyegaran dengan bernyanyi ini dinilai berhasil menjaga antusiasme akseptor dimana hingga hari terakhir pembinaan jumlah akseptor tidak berkurang sebaliknya makin meningkat.


Salah seorang akseptor pembinaan berjulukan Yoto menjelaskan tidak ada puskesmas di desa mereka. Kalaupun ada, jaraknya berada cukup jauh sehingga kesulitan untuk berobat.

"Dengan adanya pengobatan herbal ini kami bisa mengobati penyakit sendiri sebagai pengobatan awal sebelum harus ke puskesmas. Bagi kami pembinaan ini sangat bermanfaat sekali," tuturnya.

Adapun, Limau Field Manager M Nur dalam kesempatan yang berbeda menyampaikan apresiasinya terhadap jadwal CSR yang dilaksanakan oleh anak perjuangan PT Pertamina (Persero) itu. Kegiatan tersebut diklaim sanggup sambutan yang baik dari masyarakat dan sanggup menawarkan efek nyata terlebih kalau sanggup membantu peningkatan perekonomian masyarakat.

"Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui jadwal CSR merupakan wujud janji terhadap pemenuhan tanggungjawab sosial Perusahaan kepada lingkungan di sekitar perusahaan," pungkasnya.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel