Kabupaten Siak Sumbang Titik Panas Terbesar Di Riau
Foto: Dok. IstimewaPekanbaru -Kabupaten Siak disebut menyumbang titik panas alias Hotspot kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terbesar di Riau. Sebaran titik panas di Kabupaten Siak ada di 22 lokasi.
Karhutla masih membara di sejumlah kabupaten yang ada di Riau. BMKG Pekanbaru hari ini, Sabtu (10/8/2019) merilis sebaran titik panas di sejumlah wilayah. Berdasarkan pantauan satelit Teraa/Aqua hari ini di Riau muncul titik panas 51 di sejumlah wilayah.
Pada level confidence 70 persen tersebut, sebaran titik panas paling banyak di Kabupaten Siak 22 lokasi. Disusul Kabupaten Pelalawan 11, Bengkalis 6, Rokan Hilir 4, Indragiri Hilir 5 dan Kabupaten Meranti 3.
Sebaran hotspot ini menciptakan kabut asap tak kunjung hilang di langit Riau. Kota Pekanbaru hari ini juga diselimuti asap pekat yang merupakan kiriman dari sejumlah wilayah.
"Asap di Pekanbaru merupakan kiriman dari Siak, Pelalawan. Jarak pandang pagi ini 2 Km alasannya yaitu asap," kata Sanya Forcaster on Duty MBKG Pekanbaru.
Baca juga: 4 Wilayah di Riau Dikepung Asap Karhutla |
Data BMKG Pekanbaru, selain Pekanbaru diselimuti asap yang menciptakan jarak pandang terbatas juga hal yang sama terjadi di Kota Dumai. Jarak pandang juga terbatas 2 Km. Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Pelalawan dengan jarak pandang hanya tembus 3 Km.
Bila dilihat dari peta Provinsi Riau, diketahui tiga perempat luasan kini berwarna merah. Warna merah dalam analisis BMKG kondisinya sangat muda terbakar. Disusul warna kuning dengan status gampang terbakar. Hanya sebagian kecil warna hijau dengan status tidak gampang terbakar. Selebihnya warna biru dengan posisi aman.
"Potensi fasilitas terjadi kebakaran ditinjau dari analisa parameter cuaca pada hari ini," tulis BMKG Pekanbaru.
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menegaskan akan mencopot Kapolda, Danrem, Kapolres, Dandim yang daerahnya terjadi Karhutla. "Dalam setahun ini Riau dua kali terjadi Karhutla. Pertama di bulan Februari sampai Maret, dan kini lebih parah lagi semenjak Juli dan Agustus. Kita menunggu Presiden Jokowi untuk menepati janjinya. Minimal Kapolres di Riau ada yang dicopot sebagai bentuk keseriusan. Karena kondisi asap yang tak terkendali lagi," kata pencetus lingkungan Direktur Scale Up, M Rawa El Amady kepada detikcom.
Warga Berharap SD Libur
Pekanbaru dan Kota Dumai menerima asap kiriman dari sejumlah kabupaten di Riau.
Asap yang mengancam kesehatan inipun dikeluhkan masyarakat. Mereka berharap Pemkot Pekanbaru mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah. Terutama untuk melibuskan Taman Kanak-kanak dan SD.
"Sekarang ini asap bertambah parah dan sudah mengganggu kesehatan. Anak aku yang kelas V SD, sudah dua hari batuk-batuk akhir asap. Tapi belum juga sekolahnya meliburkan," kata Indriani ketika mengantarkan anaknya sekolah di SD Jl Purwodadi Kecamatan Tampan, Pekanbaru kepada detikcom.
Para orang bau tanah murid gelisah melihat keadaan asap di Pekanbaru. Walau status indeks standar pencemaran udara pernah pada level tidak sehat, namun belum ada kebijakan meliburkan sekolah.
"Harusnya Wali Kota Pekanbaru sanggup mencicipi bagaimana kondisi asap kini ini. Asap sudah sangat parah dan menyesakan dada, tapi belum juga sekolah diliburkan. Kalau sanggup Taman Kanak-kanak dan SD yang rentan penyakit ini diliburkan saja," harap Kurnia Sari yang anaknya duduk di kursi kelas I SD itu.
Dengan pekatnya asap, kini sebagian warga Pekanbaru dalam beraktivis di luar ruangan terutama berkendaraan roda dua, sudah tampak memakai masker. Aktivitas warga di tengah kabut asap masih berjalan normal.
Pemkot Pekanbaru dalam hal asap Karhutla ini sudah menetapkan status darurat asap. Kondisi ini menciptakan pemerintah setempat akan menciptakan ruangan khusus tanpa asap bagi ibu hamil dan balita. Bila ada warga yang merasa tidak nyaman akan asap, nantinya dipersilakan tiba ke ruangan khusus tersebut.
Simak video 150 Anggota Tentara Nasional Indonesia AD Dikerahkan Padamkan Kebakaran Hutan di Pelalawan:
Sumber detik.com