Belajar Dari Perkara Drg Romi, Ppdi Minta Pemeritah Tak Diskriminasi Ke Difabel

Belajar dari Kasus drg Romi, PPDI Minta Pemeritah Tak Diskriminasi ke DifabelFoto: Ketua PPDI, Gufroni Sakiril (Rolando-detik)

Jakarta -drg Romi Syofpa Ismael yang sempat ditolak menjadi pegawai negeri oleh Pemkab Solok Selatan, Sumatera Barat, sekarang tinggal menunggu SK CPNS. Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) menyampaikan kasus drg Romi menjadi pembelajaran pemerintah tempat dalam membuka lowongan CPNS bagi penyandang disabilitas.

"Kami bersyukur dokter Romi kesannya dapat dinyatakan lolos sebagai CPNS dan tinggal menunggu SKnya. Ini bahwasanya jadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama pemerintah tempat yang membuka lowongan untuk penyandang disabilitas, ujar Ketua PPDI, Gufroni Sakiril kepada wartawan, di Hotel Ashley, Jalan KH Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

Pria dengan sapaan dekat Gufron ini mengungkapkan penyandang disabilitas mempunyai hak yang sama dengan yang lain. Gufron menyampaikan penyandang disabilitas mempunyai kuota menjadi pewagai negeri sebesar 2% .



"Bahwa penyandang disabilitas itu mempunyai hak yang sama dengan non penyandang disabilitas sebagai warga negara dan ada ketentuan undang-undang jikalau di pemerintah ada kuota 2% dan jikalau di swasta itu 1 %," katanya.

Ketika ditanyakan apakah ada kasus menyerupai drg Romi sebelumnya, Gufron menyampaikan banyak penyandang disabilitas yang gagal pada tahap kesehatan jasmani dan rohani. Pemahaman kesehatan jasmani dan rohani selama ini pun dinilai keliru oleh Gufron.

"Dulu tuh berbagai beberapa temen-temen penyandang disabilitas mungkin gagal untuk jadi CPNS salah satunya yaitu adanya peraturan sehat jasmani dan rohani. Kaprikornus ketentuan sehat jasmani dan rohani ini kadang kala dipahami disabilitas itu sama dengan sakit," ucap Gufron.

"Makanya kita sudah mendorong ke Menteri PANRB dan sudah keluar juga surat edaranya jikalau disabilitas itu tidak sama dengan sakit," sambungnya.

"Gufron pun mengapresiasi langkah berani yang diambil drg Romi untuk mendapat haknya. Dia mengajak penyandang disabilitas yang lain untuk mengambill langkah berani menyerupai drg Romi.

"Saya tentu apresiasi kepada dokter Romi yang secara berani menggugat, kita harapkan juga kepada teman-teman yang lain jikalau mereka didiskrimninasi itu kebanyakan kan temen-temen diem, padahal ia punya hak untuk mendapat hak itu jikalau ia diskriminasi, kita dorong untuk menggugat atau mengadukan. Itu dapat bekerja sama dengan LBH, dan saya yakin akan sangat support. Kaprikornus keberanian," pungkasnya.

Sebelumnya, drg Romi Syofpa Ismael mengaku sudah memaafkan drg Lili Suryani yang melaporkan dirinya ke Pansel CPNS 2018 sehingga kelulusannya dianulir Pemkab Solok Selatan, Sumatera Barat. Namun hingga hari ini, rekan sejawatnya itu belum pernah menghubunginya dan meminta maaf.

"Tentu saja, sebagai makhluk Tuhan, Ami (nama panggilan Romi-red) sudah memaafkan dia, meskipun hingga hari ini ia sendiri belum pernah minta maaf kepada Ami dan keluarga," kata drg Romi kepada detikcom, Rabu (7/8).


Pemkab Solok Selatan Minta Maaf Terkait Seleksi CPNS drg Romi:



Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel